Review Buku: Wonder (R.J.Palacio)


Judul buku : Wonder
Penulis : R.J.Palacio
Penerbit      : Atria (September 2012)
Tebal buku : 429 Halaman
Rating : 5 / 5
-----------------------------------------------------------------------

“Kuharap, setiap hari adalah Halloween. Kita semua bisa memakai topeng setiap saat. Lalu kita bisa berjalan-jalan dan saling mengenal  sebelum melihat penampilan kita di balik topeng.”

Sekilas, sampul buku ini seperti sampul buku horror dikarenakan warna latarnya merah dan juga ilustrasi wajah aneh dan yang tidak lengkap. Setelah membaca buku ini baru lah pembaca akan tau apa makna dari ilustrasi yang tidak sempurna tersebut. Namun, kita sebagai pembaca perlu menghargai hal yang dilakukan Penerbit Atria ini dimana tim penerbit tetap mempertahankan orisinalitas desain sampul asli nya pada sampul edisi terbitan bahasa Indonesia ini dan hanya melakukan sedikit perombakan kecil.

Buku ini bercerita tentang perjuangan anak normal bernama August Pullman, pengidap kelainan fisik pada wajahnya, dalam menjalani kehidupan sekolah menengah nya setelah sekian tahun tidak pernah mencicipi dunia sekolah formal. Gugup, takut, dan malu menjadi musuh terbesar August. Bagi Auggie, panggilan akrabnya, dengan bersekolah di sekolah umum berarti ia harus siap menjadi pusat perhatian siswa lain nya, dan itu adalah tantangan yang berat.

Pembaca akan mendapati novel ini sangat menarik karena dinarasikan oleh banyak tokoh, tentunya salah satunya Auggie, dengan sudut pandang orang pertama. Hal ini memberikan gambaran penuh pada pembaca atas apa yang ada pada pikiran tokoh-tokoh pada novel ini. Tokoh yang mengambil alih penarasian diantaranya, Auggie, Via (saudari Auggie), Summer (sahabat baru Auggie), Jack (sahabat Auggie), dan lain lain. Penarasian yang dibuat si penulis menjadikan setiap bab nya seperti tulisan diari yang ditulis oleh masing-masing tokoh, karena cara berceritanya yang mengalir dan sangat personal.

Namun, sebagaimana seharusnya karya fiksi, pembaca tidak akan terlalu mendapatkan sensasi konfliknya jika tidak mengetahui siapa tokoh antagonis nya. Hal ini yang menurut gue menjadi kekurangan pada novel ini, absen nya penceritaan melalui sudut pandang tokoh antagonis pada novel ini sehingga pembaca hanya bisa mengenal tokoh antagonis melalui penggambaran cerita saja. Satu tokoh lagi yang menurut gue perlu untuk ikut serta menceritakan melalui sudut pandangnya ialah Mr.Tushman, sang kepala sekolah. Karena semua tokoh yang menarasikan cerita ini ialah anak-anak kecil seusia Auggie dan juga remaja seusia Via, kakak nya Auggie. Mungkin akan lebih menarik jika pembaca juga disuguhkan dengan perspektif Mr.Tushman terhadap kasus August Pullman.

Namun, tanpa hal-hal tersebut yang gue rasa perlu untuk ada dalam cerita, buku ini pun sudah menyuguhkan cerita yang menarik dan heartwarming untuk dibaca. Penulis mampu membawa isu kelainan medis dalam isu sosial dan pertemanan anak-anak yang mungkin saja tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Pembaca juga secara tidak langsung diajak untuk berlaku baik dan bersahabat dengan anak-anak berkelainan fisik alih-alih justru menjauhi dan mengolok-olok nya, karena bagi mereka, menjalani kehidupan seperti orang normal adalah suatu hal yang berat dan adalah tugas kita meringankan beban nya.

Buku ini sangat pantas dibaca oleh siapapun karena isu yang dibawanya begitu universal. Penarasian yang santai dan tidak bertele-tele dan isu kebersamaan dan kepedulian sosial pada novel ini menjadikan nya cocok untuk dibaca baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Orang tua juga bisa menjadikan novel ini bahan pengajaran moral untuk anak-anak mereka agar dapat menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi.

Komentar

Postingan Populer