Review Buku: Pulang (Tere Liye)

Bujang, pemuda kampung kecil di lereng bukit Barisan pulau Sumatera, yang memilih untuk ikut sekelompok pemburu menuju ibu kota provinsi demi merubah nasib.
Ternyata mereka bukan pemburu biasa, melainkan sekelompok mafia pasar gelap yang sedang bergerilya menguasai perdagangan ibu kota provinsi.
Bujang, pemuda yang dianggap mampu menjadi tukang pukul nomor satu, akhirnya memulai karirnya di sana.

Covernya lebih menarik yg ini dibandingkan yg versi lama, lebih menggambarkan latar belakang si Bujang anak kampung lereng bukit barisan.



Secara keseluruhan, ceritanya keras namun heartwarming. Adegan perkelahian dan kekasaran para tukang pukul diselimuti kehangatan keluarga besar Tong.
Sekilas mirip film Serigala Terakhir namun dengan lingkup lebih luas.
Deskripsi setting dan adegan actionnya pun tidak berlebihan sehingga mudah diimajinasikan, dan yang penting, make sense.

Ada beberapa part yang sepertinya blunder, yaitu tidak konsisten dalam point of view, tapi hanya 2 atau 3 kasus. Dimana point of view orang pertana entah kenapa menjadi serba tahu.
Juga beberapa part yang over memanjakan imajinasi pembaca dengan narasi yang nggak perlu ada, karena pembaca udah tau juga.

Selain karena 2 hal tadi, gue menikmati kok cerita dan ketegangan yang dibawa dalam narasinya, apalagi mendekati ending yang suspense nya makin intense.

Komentar

Postingan Populer